Jumlah Penumpang Pesawat pada Puncak Arus Balik di 20 Bandara AP II Tembus 309.477 Orang

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
Saat peninjauan puncak arus kembali di Bandara Soekarno-Hatta oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi didampingi Direktur Operasi PT Angkasa Pura Indonesia Wendo Asrul Rose, Direktur Utama AP II Agus Wialdi, Direktur Operasi AP II Agus Haryadi, EGM Bandara Soekarno-Hatta Dwi Ananda, serta maskapai dan operator ground handling. (dok. angkasapura2.co.id)

Berdasarkan info Airport Operation Division PT Angkasa Pura II (AP II), pada puncak arus kembali 15 April (H+4), pergerakan penumpang di 20 airport AP II secara kumulatif tercatat 309.477 orang alias naik cukup signifikan 24% dibandingkan dengan H+4 tahun lampau sebanyak 249.090 orang.

Sementara itu, pergerakan pesawat mencapai 2.010 penerbangan, naik 11% dari sebelumnya 1.808 penerbangan.

Khusus di Bandara Soekarno-Hatta nan merupakan airport terbesar dan tersibuk di Indonesia, jumlah penumpang pada puncak arus kembali sebanyak 186.774 orang dengan pergerakan pesawat 1.153 penerbangan.

Peninjauan langsung puncak arus kembali di Bandara Soekarno-Hatta dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi didampingi Direktur Operasi PT Angkasa Pura Indonesia Wendo Asrul Rose, Direktur Utama AP II Agus Wialdi, Direktur Operasi AP II Agus Haryadi, EGM Bandara Soekarno-Hatta Dwi Ananda, serta maskapai dan operator ground handling.

Vice President of Corporate Communication AP II Cin Asmoro mengatakan, operasional dan pelayanan pada puncak arus kembali melangkah lancar.

“Titik krusial pada aspek operasional dan pelayanan dapat dijaga dengan baik, sehingga alur keberangkatan dan kehadiran penumpang pada puncak arus kembali melangkah lancar. Kami berterima kasih kepada seluruh stakeholder atas support dan kolaborasi, serta koordinasi nan erat,” ujarnya.

Adapun salah satu bentuk support dan kerjasama stakeholder adalah penambahan personel pelayanan pada puncak arus balik.

Maskapai dan ground handling menambah personel untuk pelayanan bagasi nan menjadi titik paling krusial pada arus balik, sehingga proses penanganan bagasi melangkah baik dan lancar mulai dari penurunan bagasi dari pesawat.

“Lalu penanganan bagasi di make up area, hingga bagasi siap diambil penumpang di baggage claim area di dalam terminal. Penambahan personel contohnya ada di Bandara Soekarno-Hatta, di mana operator ground handling menambah lebih dari 100 personel di Terminal 2,” jelas Cin Asmoro.

Ketersediaan transportasi publik juga menjadi titik penting, sehingga penumpang pesawat dapat dengan sigap menuju tempat tinggal masing-masing.

“Bandara Soekarno-Hatta sebagai airport tersibuk pada puncak arus kembali dapat dengan baik mengatur transportasi publik melalui akomodasi Land Transport Control Center (LTCC) sehingga taksi, bus dan moda lainnya dapat memenuhi permintaan nan tinggi,” ungkapnya.

Peran maskapai pun signifikan dalam menjaga kelancaran pada puncak arus balik, dengan ketepatan waktu penerbangan (On Time Perfomance/OTP) di 20 airport secara rata-rata berkisar 75% hingga 80%.

Seluruh stakeholder di airport AP II mempunyai tujuan nan sama ialah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat khususnya penumpang pesawat dalam melakukan perjalanan udara pada periode pikulan Lebaran 2024.

“Stakeholder saling mengisi satu sama lain dan melalui orkestrasi nan baik di Posko Monitoring Lebaran 2024, puncak arus kembali melangkah lancar di seluruh airport AP II,” jelas Cin Asmoro.

AP II saat ini mengelola Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Kualanamu (Deli Serdang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).

Lalu, Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkalpinang), Silangit (Tapanuli Utara).

Kemudian, Kertajati (Majalengka), Banyuwangi (Banyuwangi), Tjilik Riwut (Palangka Raya), Radin Inten II (Lampung), H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Husein Sastranegara (Bandung), serta Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga). B